Minggu, 11 September 2016

Review Novel Dear Nathan

 Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu ternyata bernama asli Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gosip teman-teman terdekatnya. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi; yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi. Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.

   Seperti apa hidup kita ke depan, nggak akan pernah ada yang tahu bentuknya. Seperti hidup Salma yang berubah drastis saat dia pindah ke SMA Garuda. Teman-temannya tak sealim saat di sekolah lamanya. Beberapa dari mereka tercipta sebagai tukang rusuh dan senang berantem, termasuk Nathan, cowok yang menyelamatkan Salma dari hukuman karena datang telat.

“Di SMA kalau nggak ada murid sejenis Nathan mah nggak seru, belum berasa putih abu-abunya. Kalau semua anak di sekolah ini kalem, pasti nggak bakal rame.” – Rahma –

Nathan, dia tak mengira akhirnya bisa sangat jatuh cinta pada Salma, anak baru yang tampak ingin menangis saat telat datang ke sekolah. Kalau bagi Nathan, terlambat adalah hal biasa baginya, ternyata jauh berbeda jika situasi itu dihadapi oleh cewek manis yang membuatnya berubah jadi cowok yang penuh perasaan.

“Meskipun saya tampangnya berandalan. Tapi saya amat menghargai perempuan. Perempuan itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa balik kayak semula. Gimana pun caranya.” – Nathan –

Nathan baru tahu, jatuh cinta pada cewek lugu yang belum pernah pacaran jadi hal yang cukup menguras tenaganya. Awalnya, dia begitu menikmati pengejaran cintanya. Tapi, apakah Nathan selamanya akan menikmatinya jika Salma terus menerus bersikap cuek padanya?

“Dan seandainya pemilik hati kamu adalah saya, ke mana pun kamu pergi, hati itu pasti akan balik kepemilik sejati dan Tuhan punya seribu satu cara untuk mendekatkan kita lagi. Tapi kalau bukan milik saya? Tuhan juga punya banyak cara untuk nemuin kamu dengan yang lain.” – Nathan –

Tidak hanya cinta yang memperumit hidup Nathan. Ada masalah lebih besar yang sejak lama dihadapinya, masalah keluarga yang sangat berat, hingga Nathan merasa begitu berat menanggungnya. Kehilangan orang yang sangat disayangi, merasa ditinggalkan oleh ayahnya, dan masih banyak lagi masalah dalam otak Nathan.

“Nath, dunia ini udah penuh dengan kesedihan dan air mata. Seandainya lo nggak hanya fokus pada luka lo sendiri, ada banyak hal indah yang selama ini lo lewatin.” – Seli –

Tidak ada komentar:

Posting Komentar